Sang Guru,PGRI Cenrana

Rabu, 15 Juni 2011

Sisi Lain Laporan Kegiatan PGRI Cenrana

oleh : HERUSUBROTO, S.Pd.
Pengurus Cabang PGRI Kecamatan Cenrana beserta para penguru dan anggota menyambut sepenuhnya pembangunan gedung guru baru yang diperkirakan akan menelan biaya sekitar Rp1,8M berdasarkan kalkulasi kasar yang telah disosialisaikan ke segenap jajaran anggota PGRI Kabupaten Bone dan diteruskan melalui rapat singkat istimewa di tiap pengurus ranting. Upaya ini dilakukan sebagai langkah antisipatif untuk menanggulangi sekaligus upaya penggalangan dana.
Memang harus diakui, pembangunan gedung baru ini adalah langkah jitu pihak pengurus dan seluruh jajaran anggota PGRI sebagai salah satu
wujud  kepedulian para guru untuk menyambut guru sebagai abdi masyarakat, abdi Negara, dan penanggungjawab pendidikan yang paling terdepan.Tulisan ini bukanlah sebuah laporan jurnalistik tetapi lebih dapat dikatakan sebagai ungkapan pendapat pribadi tentang guru dan sepak terjangnya di dunianya dan di luar dari itu.

Inilah guru, begitu banyak fenomena yang dihadapinya. Jika kita tilik lebih jauh ternyata problemnya bukan hanya datang dari tugas kesehariannya sebagai pendidik tetapi justru menjadi sasaran empuk dan menggairahkan semua fihak. Entah berapa jumlah guru yang menjadi korban politik dan sekaligus terbebaninya guru oleh kedinasannya yang dipolitisir dengan elegant oleh oknum tertentu. Saya yakin betul jika ketua PGRI Pusat mengetahui nasib guru yang demikian itu. Apa dan bagaimana solusinya, saya hanya berpikir dan berdoa : “SEMOGA SEMUANYA BERPIKR DAN BERDOA”

Orang boleh bilang, ada guru yang melakukan tindak kekerasan dan media massa mengulasnya dengan kalimat yang dahsyat. ‘Orang itu betul!’
Tetapi sebatas apa betulnya?
Dalam lapisan mana media massa mengorek keterangan itu?
Saya jadi nggak habis pikir, kok cepat bener berita itu tersebar dengan kalimat-kalimat yang mengalir sekaligus dengan komentar yang sangat lancar –nyaris gak berimbang. Faktanya jika kita kaji lebih dalam guru masih saja guru Oemar Bakrie. Gaji yang lambat menanjak, program sertifikasi guru yang kurang efektif, kenaikan pangkat sangat cepat tetapi faktanya masih membingungkan. Membingungkan? Betul. Pantaskah seorang PNS naik pangkat 2 tahun sekali, padahal kinerjanya kurang terukur? Dan lagi siapa sih yang mengontrol dengan alat kontrol point-point DUPAK untuk dapatkan PAK?

Gejala ini dah lama ada dan kendati demikian figure guru menjadi sangat fenomenal ketika tenaganya, gajinya serta haluan politiknya (mungkin) dibelokkan oleh sang penguasa. Pilihan yang sulit memang! Pasalnya mendukung calon A salah, karena lawan politinya penguasa yang nyalonin diri lagi, nggak ngedukung bahaya. Nah kalau calon A menang, kemana dia mau lari? Ingin diam saja bias bias  dicap orang yang tidak patuh dan tidak demokratis. Hm … payah deh!!!!

Dan inilah salah satu dari banyak problem yang ada di lingkungan guru dan tentu saja saya tidak menampik akan hal positif dari perhatian pemerintah terhadap para guru. Terimakasih deh!

Nah sekarang berpikirlah….mengapa ada guru yang melakukan kekerasan fisik? Sedemikian parahkah kejadiannya? Entahlah
Saya jadi berpikir : untuk apa gedung megah tetapi hati kita para guru, pemerintah dan masyarakat tidak menyatu padu?....SELAMAT MEMBANGUN SARANA FISIK

1 komentar:

  1. tulisan ini untuk saling mengingati saja bukan untuk sesuatu yang menjatuhkan nama baik

    BalasHapus

Komentar