Bosan itu selalu ada pada benak kita dan ini sama halnya dengan pandangan masyarakat kita di ujung-ujung tanah air tercinta ini terhadap pemimpinnya, baik mereka yang ada di puncak gunung, pesisir pantai bahkan di tengah hutan. Pandangan mereka dengan hidup bertatanegara ini Cuma satu : ‘siapapun pemimpin kami ga’ jadi masalah. Kami Cuma minta damai dan cukup sandang pangan’
Tapi masalahnya tidak segampang itu….
Kenyataanya hanya satu dari banyak hal nyata yang berbalik dari kenyataan omongan baik. Baik ketika para pemimpin itu kampanye maupun ketika para pemimpin bernyanyi di atas kursi empuknya {hasil dari adu domba antar pesaing dengan membawa rakyat ke garis depan}. Rakyat tahu tetapi tidak mau mengecewakan orang yang dihormatinya. Rakyat faham jika dirinya akan menjadi bulan-bulanan janji, tetapi rakyat tidak mau tahu hal itu karena ingin menyenangi orang dihormatinya, Dan…entahlah…
Tapi apa yang harus diterima rakyat? Hitung sendirilah… sobat!
Banyak cela di negeri ini, walaupun banyak pula yang baik. Tetapi tidak sedikit pula yang menganalisa ajimat sakti Ki Aji Mumpung. Jimat pusaka ini sangat luar biasa dahsyatnya karena tidak mampu ditebak cara kerja gaibnya. Saking gaibnya jimat ini, sampe2 si pemiliknya gak tahu malu. Semuanya diukur dengan bahasa mantra yang telah disepakati sebelumnya dengan sang piawai
Rakyat sempat kagum dan terkesima….lagi-lagi karena ingin menghormati pemimpinnya! Tapi kali ini bentuknya jadi lain. Rakyat membentuk harap dan cita dalam wadah ikhtiar dan doa, baik itu di batinnya maupun dalam bentuk yang lain dan lebih bernuansa manusiawi (tapi dasar tidak tahu diri si pemilik kursi itu ikut membantu ‘tepatnya ngerecokin’
Tapi dengan bahasa rakyat yang telah faham pemimpinnya, mereka berdialog seperti berikut :
“ bencana sekarang ini kerap datangnya, kasihan saudaraku…di sana”
“ tapi,…ada yang senang. Bantuan datang-kesempatan datang juga…” kata yang lain
“ bener,…banyak rakyat yang gak kebagian…banyak alasan untuk menjawab hal itu “ kata yang lain lagi
“ maksud loe?”
“ ada menteri masuk penjara, ada kepala ini itu masuk penjara dan begitu deh…”
“ ngakunya gak salah, tapi lari…”
“ ada tokoh partai yang alim, tapi akhirnya lalim juga karena partainya bermasalah”
“ ada yang jago ngomong tapi pindah-pindah partai…”
“ dan ada yang diem aja tapi nggerogoti…”
“ ada pula yang mencak mencak, banyak bicara kejujuran…tapi”
“ belum punya kesempatan…HA HA HA”
“ ADA ADA AJA NEGERIKU”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar